Akhir-akhir ini ada yang sangat mengganjal dalam kebersamaan kami, bercanda dan bergurau di kala melakukan aktifitas dan pekerjaan sebagai ASN pada Bagian Kesra Setda Nabire.
Bos…demikian
biasa sapaan kami terhadap Kepala Bagian Kesra Setda Nabire bapak Lamech
Danomira yang saat penulisan ini dibuat sementara masi menjalani perawatan
rujukan di Manado karena sakit yang beliau alami dan tentunya doa kami sebagai
staf semoga perubahan segera terjadi pada beliau dan secepatnya bisa kembali ke
Nabire.
Hal diatas merupakan salah satu hal yang mengakibatkan
kebersamaan kami terasa ada yang mengganja,di tambah lagi sebagian besar hari
pada bulan juni 2016 ini akan terlewati dengan
puasa yang juga di ikuti oleh ketiga teman kami di antaranya ibu Wulan, Ita dan
pak Muiz.
Kedua hal di atas memegang andil besar dalam merenggangkan
kebersamaan kami sebagai satu tim yang solit dan kompak dalam menyelesaikan
setiap pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab kami.
Terkait dengan BOS
kami, bahwa betapa tanpa kehadiran beliau bersama-sama dengan kami, membuat
kami merasa kehilangan sosok dan figur sekaligus seorang leader atau pemimpin yang
secara langsung berpengaruh pada aktifitas dan kerja kami.
Terkait dengan puasa, ya di maklumi saja….. kita inikan
terdiri dari berbagai aliran agama di Bagian Kesra, diantaranya Kristen Protestan,
Katolik dan juga Muslim sehingga saling menghargai diantara sesama pemeluk
agama harus tetap terjaga dan terpelihara.
Tidak dapat disangkal bahwa permainan kelipatan lima adalah permainan yang
sangat menghasikkan karena di samping mengasah kelincaan menghitung juga untuk
melati fungsi otak agar tetap fress dan tidak cepat pikun, ha ha ha, menurut
riset kami tentunya.
Permainan kelipatan biasanya diawali dengan kegembiraan dan canda serta tawa, namun akan beruba jika perolehan angka telah mencapai diatas tiga ratuasan untuk game pada angka
Dan umumnya kemarahan dan emosi yang timbul biasanya baru
akan redah pada besok hari sampai dengan permainan kelipatan di mainkan kembali
dan siapa yang akan menjadi korban berikutnya akan mengulangi siklus kemarahan
dan emosi karena mental yang telah menjadi rusak akibat dari ledekan dan
sindiran.
Inilah keanehan dari permainan kelipatan lima dengan
menggunakan kartu domino yang kami rasakan, namun tidak pernah ada kata kapok
dan insaf untuk tidak ikut ambil bagian dalam permainan ini lagi, namun yang
terjadi justru kebalikan bahwa mereka yang bermental lembek adalah mereka yang
paling termotifasi atau menjadi inisiator pada permaianan ini.
Biasanya ketika situasi telah berubah dan suhu dan tensi
serta emosi yang lebih dominan, sampai rokok yang biasanya menjadi milik
bersama tidak mau di bagikan, dan hanya ada satu kata yang biasa di keluarkan
untuk mencairkan situasai yakni “KEBERSAMAAN ITU PENTING”
Kata tersebut diatas telah seperti magnet atau jimat yang
ampuh dalam menurunkan tensi dan emosi akibat dari nilai yang tertinggal dan
terkena hukuman mengocok kartu serta wajib berdiri sampai permaianan usai
apabilah tidak dapat mengejar angka tertinggi atau mendekatinya dan yang paling
menyakitkan adalah gangguan dan sindiran.
Kebersamaan berasal dari kata bersama yang juga berarti serentak, sehingga dapat di simpulkan
bahwa tidak ada kebersamaan kalau tidak di laksanakan secara serentak dengan
melibatkan individu lebih dari satu orang, persis jumlah dalam permaianan
kelipatan lima
dengan kartu domino tersebut yang harus di mainkan oleh empat orang.