Rabu, 22 Juli 2015

MENJADI PEMIMPIN NABIRE 2016-2021


Nabire-Menjadi Bupati Nabire memiliki kebanggaan tersendiri bagi setiap orang khususnya mereka yang berminat menjadi pemimpin melalui jalur pemilihan tersebut, karena Nabire merupakan pintu masuk bagi beberapa Kabupaten di Pegunungan Tengah Papua. Tidak ketinggalan beberapa kandidat baik yang berasal dan bekerja atau pernah bekerja di Nabire maupun yang tidak pernah bekerja atau atau tinggal di Nabire namun berkeinginan menjadi orang nomor 1 dan 2 di daerah ini baik melalui jalur partai politik maupun jalur perorangan (Independen) berusaha mengadu keberuntungan melalui Pilkada Nabire.

Sebagai pintu masuk bagi beberapa Kabupaten di pegunungan tengah Papua membuat posisi Nabire sangat staretegis  baik dari aspek politis, pembangunan dan juga ekonomi.
Pemerintah Provinsi Papua misalnya telah merencanakan pembuatan Rumah Sakit rujukan di Nabire bagi masyarakat di wilayah pegungan tengah dengan maksud agar ketika terjadi kasus pada pasien yang membutuhkan tindakan medis lanjutan di wilayah Kabupaten yang berada di pegungan tengah, maka Nabire merupakan tujuannya agar pasien-pasien tersebut tidak harus di rujuk dan menumpuk di Jayapura, kecuali untuk beberapa kasus medis yang belum tersedia sarana maupun dokter spesialisnya.

Arus barang masuk melalui pelabuhan Nabire-pun sangat padat mengingat barang-barang tersebut bukan hanya untuk mencukupi permintaan dan kebutuhan masayarakat Nabire, tetapi juga untuk mengsuplai kebutuhan bagi kabupaten lainnya di pegunungan tengah Papua.

Dari dua contoh gambaran diatas dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa betapa strategisnya keberadaan Kabupaten Nabire karena letak dan posisinya sehingga menjadi incaran dan juga rebutan bagi calon-calon kepala Daerah yang ingin menjadi Bupati dan Wakil Bupati Nabire peride 2016-2021

Pertanyaannya apakah mereka yang merebut posisi 01 dan 02 Nabire adalah orang yang benar-benar mengerti tentang permasalahan dan problem sesungguhnya di Nabire ?
Apakah Nabire benar-benar penting dalam posisi dan keberadaannya dan seberapa luas pemahaman para kandidat tersebut ?

Nabire memiliki masyarakat yang multi etnik, seperti daerah Papua lainnya, segalah suku bangsa dari Aceh hingga Papua dapat di jumpai di Nabire serta warganya memeluk 5 agama besar yang di akui oleh negara kita, inilah Indonesia mini yang sesungguhnya.
Dukungan semua etnik dan komunitas lintas agama sangat di perlukan dan dibutuhkan buat mengantar seorang figur menjadi Bupati dan Wakil Bupati Nabire.
Itu artinya bahwa seseorang tidak bisa hanya mengharapkan dukungan komunitas atau kelompok suku bangsa bahkan agama tertentu. Jika ingin berhasil menjadi pemimpin di Nabire maka yang paling utama dilakukan adalah merangkul semua golongan, itulah yang mejadi modal awal keberhasilan seseorang memimpin Nabire.

Semoga pemimpin Nabire nantinya yang di hasilkan melalui proses PILKADA Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia adalah orang yang tepat !
@I Love Nabire


Senin, 20 Juli 2015

NABIRE TITIK 0 KM

Nabire-Tugu Tinggal Landas depan Kantor Bupati Nabire merupakan sentral atau titik 0 KM di Kabupaten Nabire. Kantor Bupati Nabire sendiri adalah kantor atau bangunan tua dan telah di renovasi hingga tampak seperti pada gambar diatas pada tahun 2006 oleh Bupati Nabire saat itu Drs.AP.Youw.
Dulunya kantor ini adalah kantor Bupati Kabupaten Paniai, saat itu Paniai tua belum dimekarkan dan wilayahnya Kabupaten Paniai sangat luas sekali mencakup wilayah Nabire saat ini, Paniai, Puncak Jaya, Dogiyai, Deyai dan Intan Jaya.

Tugu Tinggal Landas berada di jalan Merdeka Kelurahan Karang Mulia Distrik Nabire, orang Nabire biasa juga menyebutnya tugu rudal karena memang modelnya persis seperti rudal saat mau di tembakan ketika perang atau juga tugu roket karena juga mirip roket saat akan tinggal landas menuju stasion luar angkasa, ha ha ee emangnya misi mencari keberadaan dan posisi si Alien !?

Mungkin saja saat pembuatannya, Pemerintah Daerah Nabire berangan-angan bahwa suatu ketika pembangunan di Nabire akan tumbuh pesat dengan kemajuan di segalah bidang, baik di bidang SDM, SDA dan juga infrastruktur serta Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Esa.
Namanya juga angan-angan !?

Suka tidak suka apapun yang telah di canangkan oleh para pendahulu dan pioner Kabupaten Nabire baik di bidang Pemerintahan dan Pembangunan di Nabire patut kita acungkan jempol.
Banyak warisan yang hingga kini dapat kita nikmati, contoh nyata adalah infrastruktur jalan dua jalur di Nabire yang telah ada dan dibangun sejak dekata 90an, Nabire merupakan Kabupaten pertama di Irian Jaya saat itu yang memiliki infrastruktur jalan dengan dua jalur sekaligus merupakan pelopor dan motivator bagi Kabupaten lainnya di Papua untuk membangun infratruktur jalan yang sama yakni berjalur dua guna mengurangi angka kecelakaan dan juga kemacetan.

Kembali ke tugu tinggal landas, guna mengukur jarak ke suatu titik atau tempat di Nabire yang memiliki nilai sejarah serta kenangan tersendiri maka kita akan mengacuh pada tugu ini, ha ha ha..
Contoh dari tugu tinggal landas kita ingin ke pasar Karang maka kita membutuhkan kurang lebih 7 menit dengan jarak sekitar 3 Km dengan menggunakan sepeda motor, koq jadinya pasar karang lagi yang jadi rujukan ?
Begini berbicara Nabire tidak dapat kita lupakan tempat yang namanya Pasar Karang, pasar ini berada di wilayah Kelurahan Karang Tumaritis (KARTUMATI) dan merupaka salah satu pasar tertua di Nabire yang hingga saat ini masi tetap exis.

Pada saat lalu khususnya decade 80an-90an Pasar Karang ini merupakan tempat dijualnya segalah kebutuhan dasar dan hasil kebun, konon saat itu di Nabire banyak tumbuh pohon pisang dan juga singkong, sehingga harga satu tandan buah pisang sangat murah sekali karena berlimpahnya.

Masi teringat ketika berada di Pasar Karang kita bisa makan pisang goreng dari pisang yang masak atau matang di pohon dengan porsi yang besar sekali, wooo luar biasa satu buah di hargai Rp.50,-, kalau ingat saat itu terasa indah sekali.

Karena berlimpahnya buah pisang di Nabire saat itu sehingga sebagian di kirim ke Biak menggunakan kapal perintis yang saat itu melayani pesisir utara tanah Papua, maklum karena kapal putih milik pelni baru masuk dan singga pelabuhan Nabire sekitar tahun 1993. Menurut kata orang bahwa di Biak sangat susah sekali jika mau makan pisang, sehingga kalau membeli pisang goreng maka yang banyak adalah tepungnya sementara pisangnya sangat sedikit, dan hal ini sangat berbanding terbalik dengan orang di Nabire jika membeli pisang goreng maka yang banyak atau besar adalah pisangnya sedangkan tepungnya sangat sedikit atau tipis sekali, fenomena yang terbalik dan lucu sekali.
@I Love Nabire

Sabtu, 18 Juli 2015

FENOMENA SIRIH DI NABIRE

Nabire - Hari ini 18 Juli 2015 harga buah sirih di pasar Oyehe Nabire masi berkisar di harga 100 rb untuk sirih lokal Nabire dan 80 rb untuk sirih dari luar Nabire yang umumnya di datangkan dari Jayapura.

Fenomena harga sirih di Nabire selalu terjadi dan sangat di pengaruhi oleh musim dan juga sarana transportasi dalam hal ini kapal putih milik Pelni. Jika di waktu normal harga sirih dapat menembus harga 30 rb per kilonya untuk sirih lokal Nabire dan 20 rb buat sirih dari luar Nabire.

Makan pinang bagi masyarakat Papua adalah hal yang biasa dan merupakan budaya, pinang memiliki arti sosial yang sangat tinggi, kita bisa berbagi dan juga bersosialisasi dengan orang lain bahkan mungkin orang yang tidak kita kenal hanya dengan berbagi buah pinang.
Pinang juga di gunakan dalam ritual-ritual tertentu seperti membayar peminangan, pembayaran emaskawin, gunting rambut dan juga penyelesaian konflik dan masalah lainnya.

Bagi orang yang suka akan buah pinang biasanya juga harus menyiapkan tempat atau kantong tersendiri untuk menyimpan buah pinang dan juga tempat kapur serta sirih.
Pinang, sirih dan kapur adalah satu paket, jika ingin merasa nikmatnya buah pinang ya harus di padukan dengan sirih dan kapur, dan umumnya sirih yang di makan adalah buahnya dan kapurnya adalah kapur kering yang diperoleh dari membakar dan menumbuk baik karang di laut atau kulit bia atau kerang.

Kembali ke sirih, bahwa sirih saat ini merupakan komoditi yang memiliki nilai bisnis yang sangat tinggi, sirih bagi masyarakat Papua lebih tinggi nilainya dari pada buah apapun, padahal sekalipun kita makan ni siri sebanyak 1 kilo juga tidak bakal kenyang, ha ha ee.

Masyarakat asli Papua sebagai pemilik tanah adat bedasarkan warisan moyang lebih fokus menanam pinang ketimbang pohon sirih, alhasil dapat kita lihat bahwa harga buah sirih melambung sangat tinggi dan harganya tidak stabil karena jujur saja bahwa sirih di Nabire di kuasai oleh masyarakat Buton, mereka yang menguasai ladang sirih berhektar-hektar dan juga Bandar besar pemasok sirih di Nabire adalah  mereka sehingga mereka memiliki andil besar dalam memainkan harga sirih di Nabire.

Suka tidak suka ya suka-suka dia, namanya juga orang bisnis !!
Kembali pada teori ekonomi “ Dengan modal yang sedikit akan mendapatkan hasil yang melimpah”
Pertanyaannya kenapa orang Papua tidak mau menanam sirih padahal merekalah konsumer itu sendiri ? Jawabannya adalah karena mereka adalah konsumer sirih sehingga sirih tidak akan selamat, entah di pekarangan rumah atau di kebun, alasannya karena pohon sirih inikan termasuk jenis tumbuhan yang menjalar dan berbuah sangat dekat dengan tanah sehingga mudah dipetik orang, coba bandingkan dengan pohon pinang yang tingginya mintah ampun jika telah berusia lama sehingga proses mengambilnya juga membutuhkan usaha, lagian kembali pada gambaran diatas bahwa sirih di Nabire dikuasai oleh saudara-saudara kita dari Buton karena mereka juga bukan pemakan pinang, hanya melihat prospek dan peluang bisnis untuk dapat menumpuk pundi-pundi keuangan mereka dengan mengusahakan tanah yang mereka miliki untuk menanam sirih.
Fenomena @ILoveNabire


Jumat, 17 Juli 2015

KEBIASAAN CORET-MORET BANGUNAN OLEH MANUSIA ANEH


Nabire- Komunitas atau kebiasaan yang satu ini yakni mencoret-coret sesuatu yang bagus menjadi jelek dan norak dilihat dengan segalah macam tetekbengeknya dan unek-unek yang tidak jelas arah dan tujuannya, tergolong perbuatan yang merusak, dimana-mana bangunan, tiang listrik bahkan sekolah, perkantoran dan juga tempat ibadah menjadi sasaran mereka, aneh benar orang-orang tersebut.

Coba anda bayangkan ketika anda berada di suatu tempat atau kota yang penuh dengan coret-coretan di setiap bangunan bahkan fasilitas umum ?
Yang pasti ada rasa tidak aman, karena secara tidak langsung insting anda akan mengatakan bahwa ini adalah tempat yang tidak nyaman dan layak  buat di disinggah atau di tinggali karena tidak ada keindahan bahkan yang hanya coretan-coretan pada setiap bangunan dan fasilitas umum dan juga milik pribadi.

Di Nabire juga komunitas atau manusia seperti ini telah ada dan cukup exis menunjukan keberadaan mereka, coba anda berjalan sepanjang jalan utama di Nabire, anda akan terkagum-kagum dengan pertunjukan coret-coretan yang norak sekali membuat yang melihatnya merasa geli dan ngeri.

Rata-rata mereka yang melakukan kegiatan coret-moret adalah tergolong masi anak-anak usia kelas 6 SD hingga SMP, dan yang paling mengagumkan sekali koq Pemerintah Daerah Nabire melalui Instansi terkait tidak merasa terganggu dengan aktifitas serta kegiatan coret-moret tersebut ?

Percuma saja mengeluarkan dana sekian banyak untuk memperomosikan pariwisata dan budaya etnik di Nabire tapi tata kota dan keindahan tidak pernah diperhatikan.
Padahal disamping rumah jabatan Bupati yang pernah di tinggali Isaias Douw sebagai mantan Bupati Nabire 2010-2015 terdapat banyak sekali coretan-coretan di sana sini, bahkan seperti gambar diatas yakni Stadion Sepak Bola mini SMP Negeri 5 Nabire  tidak lolos dari sasaran coret-moret oleh manusia-manusia sampah yang kerjanya merusak keindahan kota Nabire.

Moga pemimpin Nabire ke depan adalah orang yang peduli dengan keindahan kota Nabire, dan mau mencari alternatif pemecahan masalah buat menampung kegilaan dan aktifitas manusia-manusia aneh ini dalam suatu wadah, entah apapun namanya mau komunitas Grafity keq atau komunias pencoret-moret atur saja, asal jangan sampe komunitas ini tumbuh seperti jamur di musim penghujan yang sulit di bendung dan sasaran berikutnya mungkin saja rumah anda, kantor anda, bahkan tempat ibadah anda, wallahu 'alam !?

Kalau sampai sulit di bendung siap-siap saja kota kita Nabire bahkan akan dijauhi orang atau para pelancong dan turis karena dianggap tidak nyaman.
Waduh koq saya .....jadi teringat kata bijak yang mengatakan bahwa kesan pertama selalu terbaca dari penampilan, jadi mari kita jaga penampilan kota kita Nabire tercinta.



MUSIM PANAS DI NABIRE

Nabire-Musim panas yang terus menerus tanpa datangnya hujan di Nabire telah membuat gerah tubuh ini.
Bagaimana tidak, hampir setiap hari terasa panas sekali, belum lagi ditambah dengan debuh yang berseleweran kiri-kanan di jalan raya, membuat malas untuk keluar rumah.

Aktifitas akhir-akhir ini terasa sangat minim karena kondisi cuaca yang memang tidak bersahabat, entah sampai kapan hujan akan turun di Nabire ?
Semua dikembalikan pada Yang Maha Kuasa yang mememiliki kuasa menurunkan dan menahan hujan.

Memang beberapa orang mengatakan bahwa hujan dapat dibuat oleh pawang hujan, tapi menurut saya hal itu tetap takhyul, karena siapa dia manusia yang mempunyai kuasa demikian apalagi oleh seorang pawang hujan yang mungkin juga merangkap sebagai dukun.

Ah..ah boro-boro berurusan dengan dukun yang tidak jelas pangkal ujungnya, mending berpikir dan bertindak logis dengan tanpa berurusan dengan manusia-manusia gila yang berusaha meyakinkan orang dengan kegilaannya agar sama-sama jadi gila.

Sampai saat ini saya masi tetap menanti turunnya hujan seperti kebanyakan orang normal lainnya di Nabire kota kita ini yang selalu berharap dalam doa kepada Tuhan bahwa kasih setia-Nya tetap untuk selamanya, Dia membuat segalah sesuatu indah pada waktunya.

Saat saya menulis ini tampak di awan sudah banyak awan, tapi entahlah apa akan turun hujan atau malam nanti cuaca sangat cerah dengan bintang yang bertaburan karena awan semua pada kabur di muat sama angin yang bertiup, uupppsss.