Rabu, 15 Juni 2016

KEBERSAMAAN ITU PENTING


Akhir-akhir ini ada yang sangat mengganjal dalam kebersamaan kami, bercanda dan bergurau di kala melakukan aktifitas dan pekerjaan sebagai ASN pada Bagian Kesra Setda Nabire.

Bos…demikian biasa sapaan kami terhadap Kepala Bagian Kesra Setda Nabire bapak Lamech Danomira yang saat penulisan ini dibuat sementara masi menjalani perawatan rujukan di Manado karena sakit yang beliau alami dan tentunya doa kami sebagai staf semoga perubahan segera terjadi pada beliau dan secepatnya bisa kembali ke Nabire.

Hal diatas merupakan salah satu hal yang mengakibatkan kebersamaan kami terasa ada yang mengganja,di tambah lagi sebagian besar hari pada bulan juni 2016 ini akan terlewati  dengan puasa yang juga di ikuti oleh ketiga teman kami di antaranya ibu Wulan, Ita dan pak Muiz.

Kedua hal di atas memegang andil besar dalam merenggangkan kebersamaan kami sebagai satu tim yang solit dan kompak dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab kami.

Terkait dengan BOS kami, bahwa betapa tanpa kehadiran beliau bersama-sama dengan kami, membuat kami merasa kehilangan sosok dan figur sekaligus seorang leader atau pemimpin yang secara langsung berpengaruh pada aktifitas dan kerja kami.

Terkait dengan puasa, ya di maklumi saja….. kita inikan terdiri dari berbagai aliran agama di Bagian Kesra, diantaranya Kristen Protestan, Katolik dan juga Muslim sehingga saling menghargai diantara sesama pemeluk agama harus tetap terjaga dan terpelihara.

Ada satu hal yang tidak dapat di hilangkan dan juga terlewatkan di Bagian Kesra sambil menunggu saatnya bell menunjukan waktu pulang kantor yakni bermain kelipatan lima menggunakan kartu domino (kecuali hari libur) dan umumnya semua menggambil bagian khususnya yang laki-laki (kecuali bapak Daud Kadepa)

Tidak dapat disangkal bahwa permainan kelipatan lima adalah permainan yang sangat menghasikkan karena di samping mengasah kelincaan menghitung juga untuk melati fungsi otak agar tetap fress dan tidak cepat pikun, ha ha ha, menurut riset kami tentunya.


Permainan kelipatan biasanya diawali dengan kegembiraan dan canda serta tawa, namun akan beruba jika perolehan angka telah mencapai diatas tiga ratuasan untuk game pada angka lima ratus. Dan umumnya mereka yang memperoleh angka sangat sedikit yang di selinggi dengan hukuman mengocok kartu dan juga wajib berdiri bahkan sampai permaianan selesai di tambah dengan sedikit gangguan dan kata-kata sindiran akan membuat mental seseorang menjadi rusak dan cepat marah serta tersinggung, ha ha ha kapok……sudah tahu permainan kelipatan lima tidak mengenal pimpinan atau staf, semua yang duduk di meja punya posisi yang sama.

Dan umumnya kemarahan dan emosi yang timbul biasanya baru akan redah pada besok hari sampai dengan permainan kelipatan di mainkan kembali dan siapa yang akan menjadi korban berikutnya akan mengulangi siklus kemarahan dan emosi karena mental yang telah menjadi rusak akibat dari ledekan dan sindiran.

Inilah keanehan dari permainan kelipatan lima dengan menggunakan kartu domino yang kami rasakan, namun tidak pernah ada kata kapok dan insaf untuk tidak ikut ambil bagian dalam permainan ini lagi, namun yang terjadi justru kebalikan bahwa mereka yang bermental lembek adalah mereka yang paling termotifasi atau menjadi inisiator pada permaianan ini.

Biasanya ketika situasi telah berubah dan suhu dan tensi serta emosi yang lebih dominan, sampai rokok yang biasanya menjadi milik bersama tidak mau di bagikan, dan hanya ada satu kata yang biasa di keluarkan untuk mencairkan  situasai yakni “KEBERSAMAAN ITU PENTING”

Kata tersebut diatas telah seperti magnet atau jimat yang ampuh dalam menurunkan tensi dan emosi akibat dari nilai yang tertinggal dan terkena hukuman mengocok kartu serta wajib berdiri sampai permaianan usai apabilah tidak dapat mengejar angka tertinggi atau mendekatinya dan yang paling menyakitkan adalah gangguan dan sindiran.

Kebersamaan berasal dari kata bersama yang juga berarti serentak, sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak ada kebersamaan kalau tidak di laksanakan secara serentak dengan melibatkan individu lebih dari satu orang, persis jumlah dalam permaianan kelipatan lima dengan kartu domino tersebut yang harus di mainkan oleh empat orang.

Senin, 11 April 2016

SEKARANG LEBIH AKTIF


Pemberlakuan absent elektronik di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Nabire yang efektif dilaksanakan pada tanggal 01 april 2016 telah membawa dampak yang sangat signifikan terhadap tingkat kehadiran ASN pada Sekretariat Daerah Kabupaten Nabire. Hal ini dapat dilihat pada pagi hari sebelum pelaksanaan apel pagi pada pukul 07:30 Wit telah terlihat banyak pegawai yang datang untuk melakukan absent sidik jari pada mesin perekam sidik jari yang telah di siapkan demikian juga pada siang hari setelah pelaksanaan apel siang pada pukul 14:30 Wit.

Ya ide brilian tersebut merupakan hasil dari pemikiran Bapak Sekda Nabire Drs.Johny Pasande yang merasa prihatin dengan tingkat kehadiran ASN pada Sekretariat Daerah Kabupaten Nabire yang minim walaupun sebelumnya telah di upayakan pemberian intensif dalam bentuk tunjangan kinerja yang telah di laksanakan sejak tahun lalu (2015 red).

Memang terasa masi belum efektif penggunaan absent elektronik ini karena keterbatasan alat yang hanya berjumlah satu buah membuat pegawai harus berdesakan dan berkerumun untuk melakukan absent pada alat perekam sidik jari khususnya pada siang hari setelah pelaksanaan apel siang.

Di harapkan agar dapat di pasang paling tidak tiga atau empat alat perekam sidik jari sekaligus agar pelaksanaan absent tidak berdesak-desakan dan berkerumun seperti yang terjadi saat ini.

Absent elektronik yang di berlakukan dilingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Nabire adalah merupakan terobosan besar guna melaksanakan tertib ASN dan akan diterapkan pada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Nabire pada bulan mei ke atas serta diharapkan dengan diberlakukannya absent elektronik ini dapat berpengaruh pada kinerja ASN di Kabupaten Nabire.

Sabtu, 20 Februari 2016

ASAL ADA KESEMPATAN


Bagi beberapa orang dan mungkin juga saya menghabiskan banyak waktu diluar rumah dengan membawa sebuah camera digital merupakan hal yang luar biasa, walaupun mungkin juga dan hampir sering camera yang di bawa tidak di pakai untuk memotret karena satu dan lain hal, dan hal ini tidak pernah membuat kapok saya karena sudah merupakan hoby tentunya, he he he.

Beberapa saat yang lalu, bapak Kabag Kesra Setda Nabire Bapak Lamech Danomira beserta istri dan anak, Kasubag Pendidikan dan Olah Raga Bagian Kesra Setda Nabire sdr.Muiz,S.Pi dan juga saya sendiri berkesempatan ke ibu kota provinsi Papua atau Jayapura pada akhir januari lalu untuk suatu urusan dinas.

Seperti biasa dalam perjalanan saya segalah hal yang menyangkut keperluan pribadi di bawa seperti tas roda berisikan semua perlengkapan dan pakaian, tas labtob dan juga tas camera dan smart phone tentunya, kalau di lihat dengan seksama mirip perlengkapan yang di pakai oleh pasukan elit Amerika Serikat Delta Force, hanya mungkin kurang senjata dan rompi anti peluru saja.

Keberangkatan kami ke Jayapura sesuai dengan data yang tertera pada e-tiket kami jadwal kebarangkatan pada jam 10:20 WIT namun ternyata pesawat baru tiba pada jam 11:30 WIT, alamak sial berangkat jam berapa ni…? Dan akhirnya juga kami baru di persilahkan naik ke dalam pesawat ATR 72-500 Wings Air pada jam 11:50 WIT, itu artinya kami baru akan tibah di Jayapura hampir jam 13:15 WIT di bandara udara Sentani Kabupaten Jayapura, ya mau di bilang apa ini pesawat udara yang punya mekanisme dalam penerbangan dan bukan angkot jadi bisa di pilih apabilah kondisi mendesak, jadi teringat kata bijak yang mengatakan biar lambat asal selamat, ya ya betul juga dari pada cepat dan celaka bagaimana ?

Satu hal yang mengasikan jika kita berpergian dengan pesawat ATR 72-500 Wing, bahwa kita dapat memilih kursi mana saja untuk di duduki dan hal ini telah menjadi seperti kebiasaan dalam penerbangan Wings di Papua.

Ya Jayapura memang menjadi ikon Papua karena Ibu Kota Provinsi berada di sini serta beberapa Universitas baik negeri maupun swasta dan banyak anak-anak negeri ini menimbah ilmu di Jayapura. Banyak hal bisa dipetik dari Kota Jayapura diantaranya terkait pengelolahan sampah dan kesadaran masyarakatnya untuk menjaga kebersihan.
Kita dapat melihat petugas kebersihan membersihkan sampah pada pagi hari sebelum warga bangun dan melakukan aktifitas, sungguh sangat mengagumkan, dimana-mana terdapat himbauan pemerintah daerah melalui perangkat wilayah RT dan RW tentang pentingnya menjaga kebersihan di samping tentunya perda yang telah di tetapkan.

Di Jayapura seperti biasanya kami nginap di hotel matoa yang berada di pusat kota Jayapura, Pak Kabag dengan Istri serta anaknya sekamar demikian juga saya bersama dengan kang Muiz satu kamar, ya lumayan karena tarif nginap semalam Rp.500 rb buat kamar deluxe sehingga kalau berdua tinggal patungan dong, asik bisa berhemat. Ya sayakan tinggal mengaminkan saja karena teman nginap orangnya baik dan tidak suka macam-macam, ha ha ha dia tipe suami penyayang dan takut sama istri tentunya.
Keberadaan hotel ini sangat strategis buat segalah urusan yang hendak dilaksanakan. Hotel matoa sangat dekat dengan Mapolresta Kota Jayapura jadi sudah barang tentu soal keamanan jangan ditanya lagi, di jamin pasti aman.
Di samping factor keamanan tersebut factor yang tidak kala pentingnya adalah kenyamanan karena tersedia beberapa ATM (Autamatic Trade Money/Anjungan Tunai Mandiri) yang sangat berdekatan yakni ATM Bank Papua, Mandiri dan  BNI sehingga urusan tarik menarik uang tidak repot.

Satu hal yang sangat membuat kami terkagum-kagum adalah harga makanan di Kota Jayapura yang super sekali sebagai contoh satu porsi ikan mujair hidup yang di bakar harganya Rp.70 rb – Rp.80 rb, tapi ada juga makanan yang harga murah meria seperti di belakang hotel matoa tempat kami nginap umumnya makanan di jual dengan harga yang wajar seperti satu porsi ayam lalap harganya Rp.25 rb demikian juga dengan soto ayam harganya Rp. 20 rb, namun sayang warung tersebut baru kami singahi sehari sebelum kami balik lagi ke Nabire. Kalau makanan untuk malam hari di sepanjang jalan depan hotel matoa dan jalan di sampingnya banyak penjual sate yang menjajahkan jualannya dengan harga yang sangat wajar Rp. 25 rb untuk satu porsi sate dengan lontong, ya lumayan buat melewati malam sudah lebih dari cukup.

Setalah melewati lima hari yang mengasikan di Jayapura dan telah selesainya segalah urusan, saatnya kami harus kembali ke Nabire dengan menumpang pesawat Wings Air penerbangan 1625 flight ke-2 yang di rencanakan berangkat jam 08:20 Wit.
Seperti biasa intruksi dan arahan dari agen travel tempat kami membeli e-tiket dan di pertegas dengan tulisan pada amplop e-tiket kami bahwa kami harus lapor pada jam 07:00 Wit membuat kamu harus bergegas meninggalkan hotel pada jam 06:00 Wit dengan menumpang mobil rental dalam kondisi cuaca hujan, namun si sopir yang kelihatanya berasal dari Sulsel tergambar dari dialeknya melaju melalui jalan alternative dengan melewati belakang universitas Cenderasih Jayapura dengan maksud untuk menghindari kemacetan pagi jam dimana semua pegawai dan anak sekolah serta karyawan swasta menuju ketempat aktifitas masing-masing.
Tibah di airport Sentani pada jam 07:15 Wit merupakan hal yang luar biasa bahwa kami telah datang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, namun sayangnya kali ini kami harus mengalami situasi yang sama saat akan berangkat dari Nabire ke Jayapura, kata yang paling popular adalah…. DELAY… ya penudaan keberangkatan hingga waktu yang tidak di tentukan karena alasan teknis.

Ternyata bukan hanya penerbangan kami saja, tetapi beberapa penerbangan dari dan ke jayapura juga mengalami penundaan karena factor teknis dan cuaca. Akibat dari penudaan tersebut mengakibatkan penumpukan penumpang yang terlihat kurang teratur serta hal lain yang tidak kala mengecewahkan adalah padamnya listrik di bandara sentani sempat mengakibatkan gelap gulita dalam terminal keberangkatan.
Dan sebagai konsekwensi pihak maskapai harus memberi snack kepada penumpang, ya syukur karena kebetulan pagi belum sempat makan karena harus buru-buru ke bandara Sentani dari hotel, oh ya lupa sebelum pihak maskapai memberikan makan ternyata atas inisiatip sendiri dan juga naluri makan karena lapar, saya dengan pak Muiz naik menuju terminal keberangkatan yang dilantai atas bandara Sentani di situ ada beberapa kedai makanan yang menyediakan makanan cepat saji dan salah satunya mie instan dengan telur dan sedikit sayur sawinya, untuk dua mangkuk mie instan di campur telur dan sayur sawi dan satu telur rebus serta satu buah botol air mineral kecil di bandrol seharga 110 Rb ya mau apa lagi terpaksa dibayar oleh pak Muiz masa mau protes, malu-maluin saja ini bandara, pajaknya tinggi demikian yang disampaikan oleh pak Muiz.

Syukur karena semua permasalahn tersebut cepat teratasi baik keberangkatan dan pemadaman listrik, berangsur-rangsur penumpang naik ke pesawat khusus penerbangan ke Wamena dengan maskapai Trigana Air Servis serta Wings. Kami harus menunggu hingga jam 10:45 baru dipersilahkan naik ke pesawat.

Penerbangan Jayapura ke Nabire mamakan waktu 1 jam 30 menit dan kami harus terbang dalam kondisi cuaca yang sedikit berawan karena memang lagi musim penghujan. Dalam penerbangan ini banyak kursi yang terlihat kosong dan hanya mungkin di isi oleh sekitar 50an penumpang.

Dengan sedikit berkabut pesawat ATR 72-500 Wings mendarat dengan mulus di Bandar udara Nabire dan dengan demikian perjalanan kami ke Jayapura dan balik lagi ke Nabire berakhir.

Tunggu edisi berikutnya ke Surabaya, Jogja, Semarang dan Bandung dalam waktu dekat bersama saya sendiri serta kawanku pak Muiz dan tentunya saudara Pice si operator komputer kami di Bagian Kesra Setda Nabire, ha ha ee. 

Sabtu, 26 September 2015

BENDUNGAN KALI BUMI SP1 KAMPUNG BUMI RAYA DISTRIK NABIRE BARAT



 Bendungan yang satu ini letaknya di Kampung Bumi Raya (SP1) Distrik Nabire Barat, Nabire-Papua.
Pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk mengairi persawaan warga di sekitar SP1, SP2 dan SP3 yang merupakan perkampungan warga dan umumnya adalah transmigrasi dari tanah Jawa.

Pembuataannya bukan tanpa tujuan, yakni agar Nabire menjadi lumbung padi nasional saat itu, umumnya tanah di wilayah SP1,SP2 dan SP3 Distrik Nabire barat sangat subur dan sangat cocok untuk di jadikan lahan pertanian dan bercocok tanam.

Bendungan ini masuk dalam aset Pemerintah Provinsi Papua karena keberadaannya merupakan proyek yang di biayai oleh dana APBN melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum dan di kerjakan oleh Dinas PU Provinsi Papua Tahun 1996 dengan menghabiskan biaya Rp.138 miliar rupiah.

Bendungan ini juga merupakan tempat yang menarik untuk di kunjungi ketika berada di Nabire, baik buat rekreasi atau sekedar melepas jalan-jalan. Dari Kampung Bumi Raya (SP1) waktu tempuh sekitar 25 menit dengan kecepatan 30km/Jam serta melewati persawaan dan kebun sayur milik warga, dan jalan yang berlikuk-likuk mengikuti sisi bendungan membuat suasana semakin asik. Karena jauh dari kota dan hirup pikuk kebisingan serta suasana nuansa khas perkampungan dan hutan alam tropis Papua membuat bendungan tidak kalah menarik dengan tempat lainnya di Nabire untuk di kunjungi.

Memasuki areal induk bendungan kita akan melihat betapa luar biasanya air yang di bendung dan di bagi untuk mengairi persawaan dan sebagian besar lainnya di buang mengikuti aliran kali bumi. Suara beriak dan uap yang air yang berterbangan menambah keindahan bendungan SP1 Kali Bumi ini, siapa saja yang melihat pasti akan terkagum dengannya. Wooo..
Sejenak menengok ke sisi atas bendungan terlihat dengan jelas pemandangan laksana danau yang terjadi akibat dari di bendungnya kali Bumi ini, biasanya ada perahu yang di gunakan warga untuk memancing dan juga memasang jaring buat menangkap ikan, atau lebih tepatnya di sebut danau mini, ha ha menurut versi sendiri!

Beberapa warga juga terlihat memancing di areal bendungan, konon kata mereka bahwa terdapat banyak ikan di bendungan ini seperti ikan somasi kali, mas dan gabus bahkan juga belut.

Selasa, 22 September 2015

PANTAI MAF YANG KINI MENJADI PANTAI NABIRE


Pantai yang satu ini letaknya di dalam kota Nabire tepatnya di Kelurahan Morgo Distrik Nabire dan keberadaannya sangat strategis karena berada di jantung kota Nabire serta berhadapan dengan areal hangar pesawat Maskapai Perintis milik Misionaris (MAF/Mission Aviation Fellowship) dan juga ujung landasan Bandar udara Nabire.

Dahulu orang menyebutnya pantai MAF karena mungkin berada di sekitar lokasi Maskapai MAF dan untuk beberapa dekade nama tersebut sangat familier bagi masyarakat Nabire, bahkan siapa saja yang pernah berkunjung ke Nabire walau untuk waktu yang singkat di jamin pasti akan mengingatnya dengan jelas.

Pantai MAF kini tinggal kenangan, pasalnya sejak di renovasi  tahun 2009 guna mengantisipasi abrasi pantai yang saat itu sangat menghawatirkan di saat musim ombak, karena air laut dapat mancapai jalan raya di sekitar pantai MAF, sehingga di haruskan membuat talut untuk mencegah semakin meluasnya abrasi tersebut.

Tempat yang satu ini telah banyak mengalami perubahan sejak di renovasi, bahkan bagian-bagian yang di anggap memiliki kenangan dan cerita tersendiri bagi beberapa kalangan di tiadakan guna menata ulang dan membuat pantai MAF menjadi pantai yang bagus dan indah serta merupakan tempat  santai dan rileks buat keluarga.
Ironisnya..di samping melakukan renovasi dan penataan ulang, pantai ini juga mengalami perubahan nama menjadi “Pantai Nabire”. Entah ide siapa?, tapi itulah kenyataannya bahwa Pantai MAF kini telah tiada.
Nama Pantai MAF juga mempunyai kenangan tersendiri bagi kalangan tertentu yang menjadi saksi pembangunan di Kabupaten Nabire.

Kini Pantai Nabire semakin bagus dalam penataan dan peruntukannya sebagai tempat rekreasi dan santai buat keluarga. Setiap sore bisa kita jumpai banyak keluarga yang bersantai sambil menikmati indahnya laut serta berbagai jajanan dan juga terdapat wahana bermain bagi anak-anak.

Udarah di sekitar pantai Nabire juga sangat bersih karena posisinya yang langsung berhadapan dengan laut menambah kesempurnaan pantai ini untuk layak di kunjungi oleh siapa saja yang berada dan berkunjung ke Nabire!

Waktu kunjungan terbaik ke pantai ini adalah sore dan malam hari dan akan mengalami puncaknya pada setiap malam minggu.

Sabtu, 19 September 2015

DEKLARASI DOB NABIRE TIMUR



Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 16 september 2015 di Distrik Makimi di lakukan acara Deklarasi Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Nabire Timur yang di awali dengan prosesi adat oleh warga Kampung Makimi sebagai pemilik Hak Ulayat yang akan di jadikan lokasi atau aktifitas pemerintahan Kabupaten Nabire Timur nantinya dengan mengambil posisi di pantai Imbarasemi Kampung Makimi, Penjabat Bupati Nabire Sendius Wonda di antar menuju tepian pantai untuk selanjutnya membasahkan kaki pada deburan ombak di pantai Imbarasemi, acara di lanjutkan dengan pemberian noken aspirasi dari masyarakat ke-5 Distrik (Distrik Napan, Makimi, Siriwo, Wapoga dan Mora) yang masuk dalam wilayah Nabire Timur.
Acara selanjutnya bergeser dari Kampung Makimi ke SP2 Legare tempat Ibu Kota Distrik Makimi berada,  disana telah menunggu massa dalam jumlah yang besar sera antusias untuk menyaksikan Dekarasi Aspirasi Pembentukan Kabupaten Nabire Timur dan penandatanganan berita acara Deklarasi tersebut.

Kini Nabire Timur telah masuk dalam agenda Pemerintah Daerah Nabire dan telah mendapat dukungan politik dari anggota DPRD Nabire untuk mengawal dan mendorong terbentuknya Kabupaten Nabire Timur sampai ke tingkat atas baik Provinsi maupun Kemendagri dan DPR-RI.

Masyarakat di 5 Distrik dalam Nabire Timur telah menaruh harapan akan hadirnya Kabupaten Baru yang nantinya akan membawa perubahan yang berarti dengan di perpendek rentang pelayanan pemerintahan serta pembangunan yang lebih terfokus dan terarah.
Tinggalkan semua iri hati dan dengki serta sikap pesimis akan kemampuan DOB Nabire Timur karena semua hal itu hanya memecah belah persatuan dan kesepahaman dalam mewujutkan cita-cita, kita harus optimis bahwa dengan bergandengan tangan mewujutkan DOB Nabire Timur, agar pembangunan di Tanah Papua dapat berjalan dengan pesat, banyak wilayah tersisolir yang di buka, anak-anak dapat mengenyam pendidikan dengan baik serta terbukanya lapangan kerja.

DOB Nabire Timur kini hanya terkait waktu saja yang satu ketika akan menjadi kenyataan, tinggal bagaimana kita menyiapkan diri menerima kehadirannya dengan segalah kemampuan dan apa yang kita punya.

Mr.L WINNER SIREGAR DAN THE SAVVY ENGLISH COURSE



Nama L Winner Siregar atau yang biasa di panggil Mr.Siregar mungkin tidak asing bagi warga Nabire khususnya di sekitar perkotaan karena dia telah berada di Nabire untuk waktu yang cukup lama.
Pertama kali Mr.Siregar datang ke Nabire pada Tahun 1990 dan bekerja pada E.G.P.L (Enarotali Gold Project Limited/Perusahan Explorasi emas) hingga tahun 1991, karena perusahaan banyak mengalami hambatan maka Mr.Siregar  membuka khursus bahasa inggris di jalan merdeka tepatnya di samping kantor Departemen Agama Kabupaten Nabire.

Kini telah 24 Tahun Mr.Siregar menjalankan kursusnya yang bernama “The Savvy English Course” dan telah menghasilkan sangat banyak lulusan yang tersebar di tanah air dan bekerja diberbagai bidang serta disiplin ilmu, baik di Pemerintahan, TNI dan POLRI, Perbankan, Dokter,Wirasuwasta serta banyak disiplin ilmu lainnya.

Mr.Siregar lahir di Yogjakarta, 6 Mei 1954 dan kini telah berusia  61 Tahun, namun penampilannya jauh lebih mudah dari pada usia yang sebenarnya (cool and maco). Menurut Mr.Siregar bahwa di samping harus berolah raga dan makan yang teratur dia juga menerapkan pola berpikir yang positif  (the amazing result of positive thinking)
Karena menurutnya bahwa kesehatan kita berawal dari pikiran, sehingga harus memikirkan hal-hal yang baik dan positif niscahya tubuh akan meresponnya dengan terasa enak atau sehat.

Sejak membuka khursus bahasa inggris, tempat kursus Mr.Siregar telah sering berpindah tempat dan kini berada di jalan Kupang Kelurahan Karang Mulia Distrik Nabire atau tepatnya 50M belakang toko Betamax.

Adapun murid Mr.Siregar berjumlah ratusan orang yang terbagi dalam kelas Elementary, Intermediate and Advanced Level  dan Mr.Siregar sangat disiplin dalam mendidik anak muridnya, baik materi pelajarannya maupun ketepatan waktu.
Menurut Mr. Siregar hal ini di maksudkan agar anak didik dapat berkompetisi pada era globalisasi yang mau tak mau harus menguasai bahasa asing khususnya bahasa inggris serta menghargai waktu, karena waktu sangat berharga bagi kehidupan manusia.

Mr.Siregar juga sangat peduli dengan perkembangan bahasa yang seharusnya di miliki oleh pelajar-pelajar yang menuntut ilmu di Nabire, menurutnya bahwa pelajar-pelajar di Papua khususnya Nabire masi memerlukan tenaga-tenaga pengajar bahasa inggris yang memiliki wawasan internasional.
Hal ini bukanlah sesuatu yang di besar-besarkan, tetapi melihat perkembangan pendidikan dewasa ini mau tidak mau kita harus menghadirkan suasana pendidikan yang bermutu di Nabire, agar ketika anak-anak tersebut ingin melanjutkan pendidikan ke luar Papua, mereka tidak merasa minder dengan teman-temannya yang berada di Jawa, Sumatera, Sulawei dan tempat lainnya di Indonesia.

Beberapa pengalaman telah membuktikan bahwa anak didik Mr.Siregar unggul dalam penguasaan bahasa inggris di kampus-kampus tempat mereka kuliah di luar Papua.
Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bahwa apa yang di ajarkan serta di terapkan oleh-nya tidaklah sia-sia, tapi menjadi kenyataan ketika anak didik tersebut dengan sungguh-sungguh mematuhinya!

“The Savvy English Course” akan tetap ada untuk mendidik anak-anak di Nabire dalam pengajaran dan penguasaan bahasa inggris yang bermutu dengan segalah yang ada!