Menjelang 17 Agustus setiap tahunnya di Nabire banyak
kegiatan yang laksanakan oleh Panitia HUT RI diantaranya lomba gerak jalan,
yospan jalan, lari 10 KM, dayun dan paduan suara serta solo lagu-lagu
perjuangan.
Dari beberapa lomba diatas yang banyak menarik minat dan
antusias warga Nabire hingga berbondong-bondong datang menyaksikan perlombaan
tersebut adalah Yosim Pancar atau yang di singkat Yospan.
Hal ini dapat dimaklumi karena Yospan sendiri adalah
merupakan budaya asli Papua dan pertunjukannya di Nabire hampir jarang
dilaksanakan, dan hanya dilaksanakan dalam bentuk yospan
jalan setahun sekali menjelang HUT kemerdekaan Negara kita.
Yospan saat ini telah berkembang sangat jauh, dari kostum
hingga fariasi para penari banyak mengalami modifikasi.
Kostum dengan corak warnah cerah membuat penari yospan
kelihatan kren dengan warna-warni aksesorisnya.
Tapi tidak berarti pakaian tradisional ditiadakan, ada
beberapa sanggar di Nabire yang tetap mempertahankan corak atau busana radisional
bagi para penarinya, mungkin saja mereka bermaksud untuk menjega serta
melestarikan budaya Papua yang sebenarnya.
Yospan sendiri merupakan tarian pergaulan atau persahabatan antara muda-mudi
sebagai ungkapan rasa suka dan sayang yang di kemas melalui lagu dan tarian.
Sekalipun yospan merupakan tarian bagi muda-mudi namun tidak
menutup kemungkinan bagi mereka yang telah berkeluarga untuk tidak bergabung,
namanya juga hobi dan seni sehingga siapa saja dapat terlibat didalamnya.
Harapan kami semoga tarian yosim pancar ini dapat
dilestarikan keberadaannya di Papua, jangan hanya dilaksanakan setahun sekali
seperti menjelang HUT RI tapi Pemda Provinsi serta Kabupaten dan Kota di Papua
dan Papua Barat menprogramkan agar pelaksanaan perlombaan bagi warga di Papua
paling tidak tiga kali dalam setahun, agar tarian khas kami orang Papua tidak
hilang atau dilupakan begitu saja, bahkan dilestarikan buat anak cucu kita di
waktu mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar